Di era globalisasi, perkembangan teknologi informasi melalui media membuka kesempatan bagi kaum perempuan khususnya untuk terjun ke dunia publik. Reformasi membawa tuntutan yang besar kepada perubahan sistem informasi, perempuan sendiri masih mempunyai kapasitas yang relatif rendah untuk bisa melayani segala perubahan. Saat ini perempuan yang memiliki kemampuan dan disiplin ilmu yang tinggi bnayak sekali, tapi motivasi dan minat untuk menekuni perangkat teknologi canggih sedikit seklai. Berpijak dari sejarah bahwa informasi bagi perempuan berada dalam kondisi yang lebih baik, ketika masa R.A. Kartini yang hidup dam keterkungkungan, dengan tradisi yang melekat berubah kepada era reformasi yang mengubah kehidupan kaum perempuan. Perubahan itu nampak pada kehidupan yang berfase kebebasan menuju fase kepemimpinan.
Ketertinggalan kaum perempuan tentang teknologi informasi dan komunikasi membatasi pengembangan minatnya dan menyebabkan perempuan masih lebih banyak terkonsentrasi pada bidang pekerjaan yang khas perempuan (female jobs). Agar perempuan memiliki kemmapuan penguasaan keterampilan mengoperasionalkan perangkat yang menggunakan teknologi canggih, perempuan diharapkan dapat meningkatkan SDM yangs esuai dengan situasi dan kondisi masa kini, juga diperlukan pemahaman bahwa teknologi informasi bukan milik kaum pria saja, sehingga menghilangkan anggapan bahwa perempuan kurang pandai atau kurang pintar melakukan pekerjaan yang berbau elektronik.
Pemerintah menyadari bahwa faktor manusia sangat urgent dalam pembangunan. Manusia meerupakan kekuatan utama pembangunan, dimana SDM mendapat penekanan lebih besar. Pembangunan yang ingin mewujudkan masyarakat adil dan makmur, maka partisipasi masyarakat diharapkan, tidak terkecuali kaum wanitanya. Dengan demikan wanita mempunyai hak dan peluang yang sama dengan pria, untuk dapat berkiprah dalam pembangunan. Hal ini yang mengkondisikan pembangunan dengan mengoperasionalkan perangkat teknologi canggih. Untuk itu penyadaran atas teknologi informasi harus ditingkatkan sejalan dengan perubahan atas konsepsi “Information is Power”.
TEKNOLOGI INFORMASI DAN PEREMPUAN (2)
Kesulitan yang banyak dijumpai kaum perempuan untuk berkiprah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi merupakan tantangan bagi kaum perempuan sendiri untuk meningkatkan kemampuan dirinya agar bisa memposisikan di era teknologi informasi ini. Bahkan terdapat mitos bahwa teknologi informasi dan komunikasi merupakan hal yang mau tidak mau pasti akan datang dengan sendirinya melanda dunia sehingga siapa saja yang tidak menerapkannya akan tertinggal. Masyarakat tidak akan mampu menolak kebutuhan informasi untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Ketergantungan masyarakat terhadap informasi akan sangat tinggi, daam ilmu komunikasi disebut sebagai “Information society” (masyarakat informasi).
Tidak terkecuali kaum perempuan, perempuan harus mensosialisasikan keberadaanya di tengah-tengah masyarakat, berperan dalam teknologi informasi dan komunikasi, untuk kepentingan bersama masyarakat, kepentingan bangsa, negara dan agama. Keterbukaan jalan informasi merupakan “highway” bagi dunia informasi dengan diimbangi dengan kemampuan yang sesuai dengan dinamika sosial masyarakat, sebab posisi perempuan dinyatakan berhasil apabila masyarakat turut merasakan manfaatnya. Keterlibatan perempuan dalam teknologi informasi dan komunikasi jumlahnya sedikit, hal ini dapat dilihat dari rendahnya akses, kontrol, partisipasi dan manfaat pembangunan yang dapat dinikmati masyarakat.
Bahkan ada anggapan perempuan belum mampu berkomunikasi utnuk membangkitkan kepercayaan, sebab dianggap belum siap dan belum bisa menunjukkan keterlibatanya dalam mengoperasionalkan perangkat teknologi canggih. Perempuan yang memahami teknologi informasi dan komunikasi adalah yang memiliki kemampuan dan kemahiran dalam memainkan peran gandanya, tahu menempatkan diri dengan sebaik-baiknya apa yang menjadi prioritas yang bisa memberikan manfaat bagi keluarganya, masyarakat, nusa bangsa dan agama. Namun kadang hal ini jauh dari kenyataan yang ada, kebanyakan yang mengoperasionalkan teknologi informasi dan komunikasi adalah kaum pria. Pengusaaan teknologi informasi dan komunikasi tidak lepas dari pembangunan pemberdayaan perempuan. Karena pembangunan pemberdayaan perempuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan.
Pembanguanan pemberdayaan manusia yang menyeluruh untuk membangun tata kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara serta mewujudkan kemajuan di segala bidang. Masa kini perempuan diharapkan mampu berperan dan berpartisipasi dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dan meningkatkan kualitas diri melalui berbagai saluran yang tersedia.
Komentar Terbaru