Sumber dari : Web Site Pemprov. Kalteng tgl 30 September 2009.
Sebagai bahan tugas SMPN II Palangka Raya.
Edwin Monggo di klic terjemahannya sebelah kanan, trims.
EFEKTIF MENGATASI KEBAKARAN HUTAN, LAHAN DAN KEBUN PADA TANAH-TANAH BERGAMBUT Kebakaran hutan, lahan dan kebun seringkali terjadi. Dampak yang ditimbulkan sangat luas bagi manusia dan lingkungan hidup. Kerugian ekonomi, ekologi, kesehatan, dan aspek lainnya sudah pasti terjadi. Untuk melakukan pemulihan mebutuhkan waktu yang lama. Mencari penyebab terjadinya kebakaran hutan sangat sulit. Yang pasti, terjadinya kebakaran hutan karena ketamakan manusia. Hutan, lahan dan kebun dibakar. Latar belakang pembakaran sangat beragam. Ada karena ingin membuka lahan untuk dikuasai, ada karena kedengkian pada kebun tetangga yang sangat bagus, ijo royo-royo, ada karena kesengajaan, ada karena ingin jalan pintas menjadi kaya tanpa mau mengeluarkan duit yang banyak untuk membangun tananaman ekonomis dan berbagai sebab lainnya. Jika terjadi kebakaran, kita tanyakan siapa yang menyebabkan kebakaran ? Jawabnya sudah pasti tidak tahu. Tiada yang mau bertanggung jawab. Yang pasti kebakaran menyebabkan penderitaan. Seperti syair lagu Ebiet G. Ade : “Derita Dimata, Derita Dalam Jiwa. Siapakah, Pedulikan ………. Kepedulian menghadapi kebakaran sangat diperlukan oleh setiap orang. Tidak perduli apakah dia seorang Raja, Priyayi, Penguasa, Intelektual, Selebritis …….. Memaknai kepada setiap orang, untuk tidak berperilaku membakar hutan, lahan dan kebun sangat mulia. Kemuliaan sangat diperlukan oleh setiap orang, kemunafikan tentu dimurkai. Begitu saja?, kok!, repot. Ya, kerepotan karena kebakaran hutan sudah pasti terjadi. Buah hati yang sedang riang-riangnya bermain, harus terkurung dalam kamar atau diungsikan. Asap pekat menyapu setiap sudut. Napas seorang penderita penyakit Asma semakin pendek, mata Tukang Sate juga semakin perih. Kicau burung yang menyapa ditiap pagi, lenyap! Kapankah itu akan berakhir?. Semuanya bergantung kepada kita, Tuhan akan merestui kepada Umatnya yang selalu tidak letih berupaya. Memadamkan api di bumi, lebih baik. Ini amal kita untuk mengurangi siksaan api di neraka!.
Komentar Terbaru