Arsip untuk Januari, 2009

30
Jan
09

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA ( KDRT )

1. TERMINOLOGI DAN KDRT
Ditetapkannya tanggal 25 November sebagai Hari Internasional Anti kekerasan Terhadap Perempuan didasarkan pada tiga peristiwa penting, yaitu: (a) Pembunuhan terhadap Mirabel Sisters(Patricia, Minerva, dan Maria Teresa) oleh Pemerintah Diktator Trujillo, Republik Dominika tanggal 25 November 1960; (b) Kongres Perempuan I untuk Amerika Latin dan Karibia di Bogota-Kolombia pada tahun 1981; (c) pada tahun 1991 PBB secara resmi menetapkan hari pembunuhan tanggal 25 November itu sebagai Hari Internasional Untuk Penghapusan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004, pasal 1 poin 1, yang dimaksud dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga(KDRT) adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Lanjutkan membaca ‘KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA ( KDRT )’

21
Jan
09

KONSEP JENDER

I. PENGERTIAN JENDER
Istilah Jender tidak asing lagi ditelinga kita. Namun demikian, masih banyak diantaranya yang masih belum memahami baik definisi maupun makna dari Jender itu sendiri. Ada yang memahami jender sebagai perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan yang akhirnya terjebak dengan istilah seks yang memang bersifat kodrat. Ada banyak definisi mengenai jender. Diantaranya adalah Leonard Simanjuntak dkk(2001) mengartikan Jender(gender) adalah pembedaan peran, status, pembagian kerja yang dibuat oleh sebuah masyarakat berdasarkan jenis kelamin. Kemudian menurut Stoller(1968) dan Oakley(1972) jender adalah pembedaan peran antara laki-laki dan perempuan dan merupakan hasil kontruksi sosial atau atribut yang dikenakan pada manusia yang dibangun oleh kebudayaan manusia. Jender secara sosial telah melahirkan perbedaan peran laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Secara umum adanya jender telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, fungsi dan bahkan ruang tempat di mana manusia beraktivitas. Hasil kontruksi sosial budaya seperti ini melekat pada cara pandang kita, sehingga kita sering lupa seakan-akan hal itu merupakan sesuatu yang permanen dan abadi sebagaimana permanen dan abadinya ciri biologis yang dimiliki oleh masing-masing kita. Masalah perbedaan jender di atas dapat diringkas dalam tabel berikut:

Lanjutkan membaca ‘KONSEP JENDER’

15
Jan
09

KEMISKINAN DAN KELUARGA BERENCANA

Ada banyak pemahaman tentang kemiskinan. Dari segi kemiskinan absolut, kemiskinan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan material dasar secara layak serta kegagalan untuk mencapai tingkat kelayakan minimum(Meier, 1989). Pemahaman ini berhubungan dengan kemiskinan material. Padahal bila kita membicarakan tentang kemiskinan, ia tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan material dasar saja, tetapi juga berhubungan dengan berbagai dimensi lainnya seperti kesehatan, pendidikan, budaya, jaminan masa depan dan peranan sosial. Paling sedikit ada tiga pendekatan untuk melihat sumber kemiskinan yang terjadi dalam masyarakat. Pertama, Kemiskinan Struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor buatan manusia seperti distribusi aset produktif yang tidak merata, kebijakan ekonomi yang tidak adil, KKN, Illegal Logging, kegagalan PLG, serta tatanan perekonomian dunia yang cenderung menguntungkan kelompok masyarakat tertentu. Kedua, Kemiskinan Kultural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor budaya(termasuk kepercayaan/ agama), seperti malas, tidak disiplin, boros, judi, banyak anak, poligami, tertutup dan statis, masih bertumpu pada kehidupan komunal, serta ketergantungan pada lingkungan alam. Ketiga, Kemiskinan Natural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah atau natural seperti cacat tubuh, sakit, lanjut usia, lahan kritis dan tidak subur, banjir, tsunami, tanah longsor, dan kebakaran hutan, dan lain-lain.

Lanjutkan membaca ‘KEMISKINAN DAN KELUARGA BERENCANA’

12
Jan
09

KESENJANGAN GENDER DI KALANGAN KOMUNITAS DAYAK KALTENG

Abstrak

Kesenjangan jender antara laki-laki dan perempuan, akhir-akhir ini, sudah menjadi isu nasional dan bahkan isu global. Sehubungan dengan masalah itu, tulisan ini akan menyinggung masalah kesenjangan jender di kalangan komunitas Dayak Kalimantan Tengah. Hingga saat ini, perempuan Dayak Kalimantan Tengah masih agak tertinggal di banding peran laki-laki dalam segala aspek kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan politik. Ada beberapa kendala yang memperlambat, kalau bukan menghambat proses kesetaraan dan keadilan jender bagi perempuan Dayak, seperti kendala budaya, agama, stereotipe, political will, ketakutan kaum lelaki bila perempuan menjadi pemimpin, serta kesalahan perempuan sendiri. Resolusi yang ditawarkan untuk keluar dari masalah itu adalah adanya keberanian, kesediaan dan kemauan yang keras dari perempuan baik secara individu maupun secara kolektif untuk memanfaatkan segala kesempatan yang sama dengan laki-laki.

Lanjutkan membaca ‘KESENJANGAN GENDER DI KALANGAN KOMUNITAS DAYAK KALTENG’

09
Jan
09

TANTANGAN DAN PELUANG PEREMPUAN BERPOLITIK

BERPOLITIK DALAM PERSPEKTIF BUDAYA LOKAL

I. PENGANTAR
Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum, khususnya pasal 65 telah memberikan peluang yang menggembirakan bagi kaum perempuan untuk berpartisipasi secara aktif dalam dunia politik. Undang-undang tersebut menyatakan agar setiap partai politik memperhatikan keterwakilan perempuan dalam Parpol mereka sekurang-kurangnya 30%. Dari berbagai media massa diperoleh informasi bahwa beberapa partai politik tidak bisa memenuhi keterwakilan perempaun sebanyak 30% yang disebabkan oleh berbagai hal. Pertama adalah adanya keenggaan Partai Politik tertentu untuk merekrut perempuan sesuai quota 30%, sehingga ada diantara perempuan yang direkrut menjadi caleg oleh Parpol tertentu berada pada nomor sepatu. Kedua, ternyata banyak kaum perempuan yang belum siap masuk/terlibat dalam dunia politik dengan alasan pendidikan rendah dan belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang dunia politik. Ketiga, ada kecendrungan bahwa kaum perempuan menganggap bahwa dunia politik adalah dunianya laki-laki, sehingga dianggap tabu bagi kaum perempuan. Makalah ini bertujuan untuk membahas beberapa tantangan dan peluang kaum perempuan untuk berpolitik. Sehubungan dengan hal itu maka analisis masalah akan membahas nilai-nilai budaya yang berperan membentuk realitas sosial yang menghambat proses kesetaraan jender dalam dunia politik. Di samping itu akan dibahas pula berbagai peluang yang bisa diangkat sebagai upaya untuk memperbesar kesempatan kaum perempuan terlibat dalam dunia politik.

Lanjutkan membaca ‘TANTANGAN DAN PELUANG PEREMPUAN BERPOLITIK’

08
Jan
09

PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF BUDAYA

Pemahaman kebudayaan menyangkut persoalan perempuan, status dan perannya dalam kehidupan sosial sangat bervariasi sesuai dengan perkembangan keadaan dan waktu. Juga tergantung pada bagaimana pemahaman-pemahaman tersebut berhubungan dengan posisi kaum perempuan di berbagai komunitas. Para antropolog sekalipun, yang tengah menyelidiki posisi perempuan dalam perkembangan masyarakat secara tidak sadar ikut dalam perdebatan menyangkut asal-usul dan universalitas keterpinggiran kaum perempuan. Dengan begitu kajian terhadap hubungan hierarkis antara laki-laki dan perempuan menjadi penting.

Laki-laki dan perempuan secara alamiah, bilogis dan genetis berbeda, adalah sebuah kenyataan, sebagai kodrat Tuhan yang tidak dapat diubah. Akan tetapi yang kemudian melahirkan perdebatan adalah ketika perbedaan secara alamiah ini lalu kemudian menimbulkan pemahaman yang beragam pada tiap orang dan kelompok masyarakat. Perbedaan pemahaman ini selanjutnya dikenal dengan konsep gender, yaitu beberapa sifat yang dilekatkan pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan secara sosial dan kultural(Fakih, 1997:8). Misalnya stereotype perempuan yang dikenal lemah lembut, keibuan, emosional atau lebih sabar. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, perkasa dan sebagainya. Stereotype seperti ini dapat dipertukarkan dan bisa jadi berbeda pada masing-masing masyarakat, tergantung pada budaya dan sistem nilai yang dibangun.

Lanjutkan membaca ‘PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF BUDAYA’

05
Jan
09

MENGKAMPANYEKAN GENDER PADA MASYARAKAT

Pada suatu hari ketika kami melakukan perjalanan Dinas ke luar kota, dan menghadiri seminar kaum perempuan, kami bertemu dengan tokoh kaum perempuan Negri ini yang cukup terkenal, dari perbincangan tersebut ia menanyakan sejauh mana penerapan gender didaerah tempat saya tinggal.? Dan bagaimana pengaplikasiannya dalam pembangunan bagi daerah saya, Banyak hal yang kami bahas tentang Penerapan Pengarusutamaan Gender tetapi ada hal yang menarik yang perlu saya utarakan kepada Tokoh tersebut karena daerah dimana saya tinggal memiliki kekhasan dalam menerapkan Gender dengan Program yang special yang hanya ada di disini, Ingin tau Program apa yang diterapkan, simak tulisan berikut ini : Lanjutkan membaca ‘MENGKAMPANYEKAN GENDER PADA MASYARAKAT’




MY THOUGHT ABOUT THIS WORLD

Penulis

In here, I write my thought about this world, from any idea that speak about my job to my activities with my families and friends, which I like to share for you.
OK, Thanks for your attention and I hope it will be useful for us, especially for you.
GBU

Statistik Blog

  • 711.890 hits
Januari 2009
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  

RSS Tentang Perempuan

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS Sekilas Berita

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.