Pemahaman kebudayaan menyangkut persoalan perempuan, status dan perannya dalam kehidupan sosial sangat bervariasi sesuai dengan perkembangan keadaan dan waktu. Juga tergantung pada bagaimana pemahaman-pemahaman tersebut berhubungan dengan posisi kaum perempuan di berbagai komunitas. Para antropolog sekalipun, yang tengah menyelidiki posisi perempuan dalam perkembangan masyarakat secara tidak sadar ikut dalam perdebatan menyangkut asal-usul dan universalitas keterpinggiran kaum perempuan. Dengan begitu kajian terhadap hubungan hierarkis antara laki-laki dan perempuan menjadi penting.
Laki-laki dan perempuan secara alamiah, bilogis dan genetis berbeda, adalah sebuah kenyataan, sebagai kodrat Tuhan yang tidak dapat diubah. Akan tetapi yang kemudian melahirkan perdebatan adalah ketika perbedaan secara alamiah ini lalu kemudian menimbulkan pemahaman yang beragam pada tiap orang dan kelompok masyarakat. Perbedaan pemahaman ini selanjutnya dikenal dengan konsep gender, yaitu beberapa sifat yang dilekatkan pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan secara sosial dan kultural(Fakih, 1997:8). Misalnya stereotype perempuan yang dikenal lemah lembut, keibuan, emosional atau lebih sabar. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, perkasa dan sebagainya. Stereotype seperti ini dapat dipertukarkan dan bisa jadi berbeda pada masing-masing masyarakat, tergantung pada budaya dan sistem nilai yang dibangun.
Komentar Terbaru